Saturday, March 26, 2011

KUPU_KUPU "the beautiful insect"

Kupu-kupu adalah salah satu jenis serangga yang sangat indah. Kupu-kupu termasuk ke dalam ke dalam ordo Lepidoptera yang berarti hewan yg sayapnya ditutupi oleh sisik kecil yang merupakan modifikasi dari bulu. Kupu-kupu memiliki keindahan pada bagian sayapnya, dengan corak dan warna yang beraneka ragam.Karenanya tak jarang kupu-kupu dijadikan sebagai hiasan.

Morfologi Kupu-kupu
         Ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat  pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam  segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala. Ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
•  Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.
•  Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).
•  Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur), (Sudrajat, 2008).

Makanan
Ditinjau dari tingkah laku makanannya, kupu-kupu dikategorikan sebagai herbifor atau fitofagus yaitu pemakan tumbuhan. Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah (Anonim5, 2011). Kupu-kupu juga menghisap cairan lainnya, baik yang berasal dari genangan air yang berlumpur, beton basah, urine dan feses hewan ternak ataupun disela-sela batuan ditepi sungai untuk mendapatkan garam, mineral atau zat lainnya yang akan digunakan untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan perkembangbiakan (Borror et al, 1992).

Habitat
         Kupu-kupu yang ditemukan di seluruh dunia dan di semua jenis lingkungan: panas dan dingin, kering dan lembab, di permukaan laut dan tinggi di pegunungan. Sebagian besar spesies kupu-kupu ditemukan di daerah tropis, khususnya hutan hujan tropis.  Banyak kupu-kupu bermigrasi untuk menghindari kondisi lingkungan yang buruk (seperti cuaca dingin). Kebanyakan kupu-kupu bermigrasi dengan jarak relatif singkat (seperti Lady Dicat, Admiral Merah, dan Buckeye common), tetapi beberapa kupu-kupu  (seperti kupu-kupu raja) bermigrasi ribuan mil

Siklus Hidup
Siklus hidup kupu-kupu berjalan melalui suatu proses metamorphosis. Metamorfsis yang terjadi pada kupu-kupu adalah holometabola, yaitu kupu-kupu mengalami proses perubahan bentuk dan perkembangan yang sempurna dimana siklus hidupnya dimulai dari telur, larva, pupa dan imago (Borror et al, 1992). Satu kali siklus metamorfosis kupu-kupu menghabiskan waktu sekitar 12-14 minggu.
1.        Telur
Tahap pertama dari metamorfosis kupu-kupu adalah telur. Telur kupu-kupu berbentuk bulat, bulat telur atau agak panjang dengan ukuran diameter telur ± 2 mm. Warna telur bervariasi; putih, hijau atau kuning. Serangga betina biasanya meletakan telurnya dibawah permukaan daun atau dekat dengan tumbuhan yang merupakan makanan. Lamanya fase telur ini sekitar 10-16 hari.
2.        Larva
Fase larva dimulai setelah telur menetas disebut ulat. Pada fase ini larva sangat aktif makan dan pertumbuhannya berlangsung cepat, oleh karenanya disebut juga fase perkembangan. Di dalam pertumbuhannya, larva terbagi menjadi 5-6 instar dimana setiap peralihan ke instar selanjutnya melalui proses pergantian kulit atau molting. Lamanya fase larva sekitar 2-3 minggu. Makanan yang banyak dimakan oleh larva akan digunakan sebagai cadangan energi pada saat fase pupa dan berkembang menjadi fase dewasa yang lebih sempurna.
3.        Pupa
Pupa adalah kehidupan  kupu-kupu ketika terbungkus dalam kepompong dan menjalani metamorfosis.  Pupa adalah kehidupan kupu-kupu ketika terbungkus dalam  kepompong dan menjalani metamorfosis.
4.        Imago (Dewasa)
Sebuah kupu-kupu dewasa muncul dari kepompong. Kepompong mulai membelah pada bagian bawah atau kepala dan kupu-kupu mulai bergerak keluar dan membentangkan sayapnya. Hal ini menandakan kupu-kupu telah berubah menjadi dewasa atau imago. Masa hidup kupu-kupu dewasa sangat singkat, yaitu antara 3-4 minggu. Kupu-kupu yang baru menetas memerlukan waktu 3-4 jam untuk penyempurnaan warna dan pengeringan sayap dan selanjutnya siap terbang. Kupu-kupu betina dapat langsung kawin dengan jantan sekitar dua jam setelah jadi dewasa, sedangkan kupu-kupu jantan baru dapat melakukan perkawinan setelah satu atau dua hari kemudian (Anonim6. 2010).

Nilai Penting Kupu-Kupu
Kupu-kupu mempunyai nilai yang sangat penting, dan dapat dikelompokkan kedalam nilai ekonomi, ekologi, endemisme, konservasi, estetika, pendidikan dan nilai budaya (Suhara, 2009).
a. Nilai Ekonomi.
         Ada beberapa jenis kupu-kupu yang mempunyai nilai ekonomi penting karena mempunyai harga jual di pasaran cukup tinggi. Bukan hanya imagonya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata, tetapi justru kepompong mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi. Saat ini kepompong beberapa jenis kupu-kupu tertentu telah di ekpor ke pasaran internasional, terutama ke Inggris. Di negara tujuan, kepompong ini dimasukkan ke taman kupu-kupu untuk dipertontonkan kepada pengunjung, bagaimana spektakulernya imago yang sedang keluar dari kepompong. Nilai ekonomi ini adalah merupakan salah satu yang menyebabkan terjadinya ancaman terhadap kehidupan kupu-kupu di alam, karena masyarakat melakukan pemanenan tanpa melakukan pertimbangan terhadap pertumbuhan populasi dari jenis kupu-kupu yang laku dijual di pasaran.

b. Nilai Ekologi.
         Nilai ekologi kupu-kupu juga sangat penting, terutama karena kupu-kupu, dalam hal ini imago banyak melakukan pollinasi terhadap tumbuhan tertentu.

c. Nilai Estetika.
         Kupu-kupu mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi karena warna dari sayapnya yang menawan dan sangat artistik. Warna-warna ini kadang-kadang merupakan kamuflase sebagai startegi untuk menghindari atau menakuti predator. Disamping itu ada kupu-kupu yang mempunyai bentuk sayap yang khas, sehingga terlihat sangat berbeda dengan jensi kupu-kupu lainnya. Wallacea, pada tahun 1857 pernah tinggal di Bantimurung dan melukiskan kupu-kupu ekor sriti (Papilio androcles) sebagai berikut: Bila makhluk yang indah ini terbang, ekornya yang panjang berwarna putih berkilat-kilat seperti umbai-umbai, dan bila kupu-kupu ini hinggap ditepi sungai, ekornya akan diangkat keatas seakan mencegahnya dari kemungkinan kerusakan.

d. Nilai Pendidikan
         Kupu-kupu mempunyai nilai pendidikan yang tinggi, dimana para pelajar dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap berbagai aspek kupu-kupu tersebut. Masih banyak masalah yang mempengaruhi kehidupan kupu-kupu belum diketahui, seperti jenis pakan ulat dari setiap jenis kupu-kupu, dll. Bahkan kupu-kupu di Bantimurung telah menghasilkan beberapa sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Makassar, bahkan dari luar Sulawesi Selatan, seperti IPB dan Universitas Gaja Mada.

e. Nilai Endemisme
         Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai endemisme, baik berupa endemisme regional, pulau maupun endemisme lokal. Jenis endemisme lokal sangat rentan terhadap kepunahan, sehingga memerlukan perhatian yang besar. Ada baiknya penelitian ekologi kupu-kupu dan penangkaran di perioritaskan terhadap jenis endemisme lokal ini, apalagi kalau jenis ini kebetulan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Mattimu (1977) menjelaskan bahwa beberapa jenis kupu-kupu endemik dapat ditemukan di Bantimurung, antara lain : Papilio blumei, P. polites, P. satapses, Troides halliptron, T. helena, T. hypolites dan Graphium androcles.

f. Nilai Konservasi
        Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena statusnya yang terancam punah. Hal ini juga berlaku bagi jenis kupu-kupu endemik, terutama yang statusnya endemik lokal. Jenis-jenis yang masuk dalam kedua kategori tersebut, mempunyai nilai konservasi yang sangat tinggi, sehingga memiliki nilai perioritas utama untuk di konservasi dan dilindungi.

g. Nilai Budaya
Masyarakat sekitar Bantimurung telah lama memanfaatkan sumberdaya kupu-kupu, baik untuk dijual atau sekedar dijadikan hiasan. Bahkan akhir-akhir ini, masyarakat telah mampu membuat suvenir dari sayap kupu-kupu yang disusun dalam bentuk dekoratif dan bernilai seni yang indah.

No comments: